RSS
Container Icon

Asal Ada Akar yang Kuat..


Saya pulang kekampung halaman, bukan pada saat liburan.
Saya tidak dapat membayangkan apa yang ada dalam pikiran orang tua saya waktu itu. Mendadak saya mengambil waktu untuk pulang sendirian tanpa saudara-saudara saya.
Di kampung halaman kadang menjadi tempat pelarian yang cukup tenang atau kadang sangat tidak tenang....
Hanya beberapa hari saya pulang. Kepulangan kali ini dengan tujuan untuk berdoa sendirian dan mencari ketenangan jiwa dan kasih sayang. Benar saja, disana seperti seorang gadis kecil saya begitu manja kepada mama. Seolah saya ingin berhenti sejenak dari semua pertandingan kehidupan yang kadang membuat saya lelah waktu itu.
Malam pertama saya lewati dengan tidur sendirian di ranjang susun yang lama tidak saya tempati. Tidak banyak cerita yang dapat saya ceritakan kepada mereka, apalagi memang saya serang yang cukup pendiam (menurut saya).

Hari kedua, saya begitu dimanjakan dengan masakan-masakan mama yang menurut saya masakannya adalah yang paling enak. Pagi hari saya bangun agak siang, saya memuaskan tidur saya, sambil melihat mama menyiapkan beberapa bahan untuk memasak pagi itu, dia mulai menawarkan beberapa menu makanan untuk sarapan pagi. Di desa memang tidak seperti di kota. Walaupun  suasana pagi hari tidak hening, karena papa selalu bangun pagi dan menyiapkan semua pekerjaanya setelah berdoa, tetapi saya kadang merindukan suasana seperti itu (masih sama seperti suasana saat masih kecil sampai SMA). Saya hanya dapat menemani mama memasak dan membantu sedikit untuk mengiris bahan, menggoreng sesuatu dan selebihnya menonton Televisi sambil menunggu mama selesai memasak..
Siang itu, saya mulai mengambil waktu tenang, saat semuanya sibuk di luar. Di belakang rumah saya ada taman kecil yang sederhana. Semua tanaman-tanaman itu ditanam oleh mama. Dia suka menanam bunga mawar, pohon anggur, cocor bebek, eporbia berwarna-warni, kamboja, dan masih banyak jenis bunga lainnya. Saya segera mengambil bangku pendek yang biasa dipakai pekerja kami untuk mencuci baju-baju keluarga kami. Kemudian dengan santai saya duduk di bangku kecil itu sambil menggenggam sebuah buku, buku harian saya.

Saat melalui saat-saat sulit dalam hidup, saat bahagia, selalu saya luangkan menulis sedikit atau banyak di buku harian saya...
Saya duduk tepat di depan tempat cucian dimana mama biasa mencuci perangkat masak dan lain sebagainya. Disisi kanan kiri tempat cucian itu terdapat banyak pot dan tanaman. Saya termenung untuk beberapa lama, saat mama saya lewat dan bertanya apa yang sedang puterinya lakukan disitu, tetapi agaknya mama saya cukup mengerti bahasa hati saya, bahwa saya membutuhkan waktu untuk sendirian disana dan merenung.

Saya menikmati waktu-waktu kesendirian saya disana…
Saya terdiam mendengarkan suara angin berdesir lembut..selah dia sedang membisikkan suatu pesan dari Sorga tetapi hati ini belum memahaminya. Hati ini masih ribut dan gaduh dengan segudang pertanyaan-pertanyaan dalam kehidupan yang sedang saya jalani. Saya melihat daun-daun dan bunga-bunga..walau sangat sederhana, bunga-bunga itu tampak indah, tidak ada yang dapat menyamai buatan tangan Sang Pelukis…kemudian pikiran saya melayang-layang sampai akhirnya saya dibawa Roh-Nya yang lembut, satu-satunya yang selalu menemani saya dalam keadaan apapun..Sahabat dan Guru Besar …untuk menemukan jawaban dan kekuatan dari apa yang sedang saya cari

Saya mulai mengambil pena dan tidak menulis, tetapi menggambar… suatu hobi dan kebiasaan saya untuk meluapkan perasaan dan kerinduan. Saya menggambar diri saya sendiri yang sedang duduk disana, dengan tanaman-tanaman yang rindang dan sederhana. Saya menggambar angin yang tak terlihat dengan beberapa goresan dan saya menggambar sebuah pohon…ya sebuah pohon….

Pohon itu begitu banyak daun, bunga dan buahnya. Pohon itu bukan lagi sebuah tunas kecil tetapi sebuah pohon yang bertumbuh dewasa. Daun-daunnya mengarah ke kiri tertiup oleh angin yang sangat keras. Saya mulai melengkapi gambar saya dengan coret-coretan yang detail. Ada daun-daun yang berguguran dan buah-buahan yang jatuh dari pohon itu…..kemudian saya mulai berbicara dalam hati bersama dengan Guru Besar saya….Semakin besar pohon, makin besar badainya, mungkin daun-daunnya bisa berguguran, buahnya pun dapat jatuh …..lalu bagaimana pohon itu dapat bertahan?
Saya melanjutkan gambar saya…ada akar di bawah pohon itu…..dan saya merenungkan kembali….. asal ada akar yang kuat…ya benar…asal ada akar yang kuat, walaupun daun, buah dan seolah dia terlihat kering dan tak berdaya..asalkan ada akar, dia akan bersemi kembali pada suatu saat…dan semua yang terjadi akan menjadikannya lebih kuat dan lebih kuat dari sebelumnya..sebuah pohon yang kuat

Akar selalu bertumbuh di tempat yang gelap dan kotor..
Saya terus merenung siang itu…aku seperti pohon itu…tetapi aku memiliki akar..musuh-musuh terus mencoba untuk menghancurkan mimpi-mimpi dan kekuatan saya tetapi saya memiliki akar!

Akar itu telah ada sekian lama sejak saya mengenal Pribadi-Nya. Pertama kali mengenal-Nya di bumi, walaupun saya sadar sebetulnya dahulu saya telah mengenal-Nya dan dikenal dari semula sebelum dilahirkan, tetapi saya telah jatuh hati kepada Pribadi-Nya yang sempurna. Saya dididik dalam kasih sayang, ditempa dalam hajaran dan diajar dalam kesabaran Ilahi. Akar…akan bertumbuh seiring waktu..semakin dalam dan kuat akar itu..tak jadi soal apapun masalah yang menimpa, sebab kita pasti bersemi kembali. Tidak selamanya badai akan datang. Tidak selamanya hidup adalah kepedihan dan tangisan. Hidup adalah belajar untuk mengerti betapa sempurnanya kasih dan setia Bapa kepada kita….

Saya disegarkan siang itu lewat pengalaman sederhana itu. Saya masuk ke dalam rumah lagi dan sekali lagi dan lagi..untuk makan siang. Saya merasa kuat kembali dan setelah itu saya melanjutkan pelajaran saya dengan Guru Besar saya di kamar rahasia saya dengan Dia….

Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Efesus 3:16-17

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar