RSS
Container Icon

Hati Yang Dingin (puisi rohani)

Ketika hati sudah menjadi dingin, apa yang dapat kita lakukan?, kita melakukan segalanya dengan biasa dan standar, melayani tanpa gairah, seperti seorang kekasih yang hanya melakukan kewajibannya kepada suaminya tanpa rasa cinta. Orang boleh memandang kita sebagai pemimpin, pelayan yang baik, tetapi perjalanan pemurnian akan membuktikan siapa yang terbaik.

Pemurnian selalu akan datang dalam kehidupan kita. Pemurnian akan membuktikan seberapa kesetiaan, ketekunan dan cinta kita kepada-Nya. Saat seolah merasa ditinggalkan, saat seolah semua menuduh, dan hati kita berkata “munafik!”, bisakah kita tetap mempertahankan hati kita? Walaupun hati semakin dingin? Masih adakah perjuangan dan kekuatan?

Masih adakah komitmen ? karena hanya kerinduan untuk terus melakukan kehendak-Nya yang sempurna, yang menjadi kekuatan kita untuk meneruskan perjalanan...Sementara Dia mengamat-amati, menunggu saatnya untuk menunjukkan cinta-Nya kepada kita dengan cara yang sangat mengagumkan!
2007
Betapa gunung dan jalan ini terlampau susah kulalui..
Kupikir..Kau tak ada bersamaku..
Aku bodoh..aku salah..aku jahat..
Kau yang membawaku kesini..jalan-jalan yang panjang..
Kau gandeng aku…
Kukira aku mulai kehilangan jejak kaki-Mu..
Hatiku semakin dingin..aku menangis dalam sepi dan kehampaan..
Mengapa ya Tuhanku? Aku tak tahu jawaban dari hatiku yang kecil ini..
Kemana aku akan mengikuti-Mu ya Tuhanku?
Jalan-jalan ini terjal dan menyakitiku…
Andai kubunuh daging dan keinginanku…
Sering aku memberontak pada-Mu..
Tak terdengar lagi nyanyian cinta di hatiku…
Maafkanlah hatiku yang dingin ini…
Betapa dalam aku sudah jatuh…
Sejuta rasa ingin terungkap tanpa mampu lagi untuk menjerit
Andai dapat kubuang rasa bodoh ini dalam jiwaku..
Tapi aku sungguh tak mampu, Tuhanku…
Apa lagi yang dapat kulakukan?
Aku hanya berkata…
Bapa….
Bapa….
Dengarlah…tolonglah…tolong aku…
Sungguh di jalan ini..aku merasa tak mampu
Bagaimana cara menanti-nantikan-Mu
Agar aku kuat seperti rajawali
Oh..Bapaku..bawalah aku terbang dari sini
Bawalah aku dekat pada-Mu..
Aku memang tak layak menjadi anak-Mu..
Hanya dapat mengecewakan-Mu
Aku tak layak jadi kekasih-Mu..
Cintaku yang semu..yang terbawa angin kencang..
Kuatkan kembali cintaku..
Jika masih ada keajaiban..
Kembalikanlah jiwaku..
Matikan aku dan bangkitkanlah..
Aku tersenyum seolah gembira..
Oh, hatiku yang terdalam menjerit..
“Munafik..munafik!”
Hatiku selalu menuduhku..
Oh…dengan darah-Mu..mampukan aku mengikuti-Mu..Rajaku…
Kemanapun Kau ada..dimanapun Kau berperang atau diam..
Bawalah segera aku pergi…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Yane Wainarisi mengatakan...

Makasih... puisiny sesuai dg suasana hatiku malam ini ��

Posting Komentar