1 Yohanes 2:6 Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup
Seorang anak kecil sedang bermain dengan temannya dan dia memukul temannya sehingga temannya menangis. Mamanya marah kepadanya dan bertanya “Kamu tidak boleh memukul teman kamu itu! Yesus tidak suka dengan perbuatan kamu, coba kalau Yesus yang ada diposisi kamu, apa yang akan Yesus lakukan?”. Anak kecil itu menjawab dengan bersemangat “Yesus akan mengampuninya, ma!”. Ibunya mengangguk mengiyakan dan dengan bangga dengan pemikiran anaknya “Nah, oleh karena itu kamu juga harus mengampuninya kan?” anaknya dengan semangat lagi menjawab “Tuhan pasti akan mengampuni aku karena aku memukul dia!”
Saudaraku, cerita ini mengingatkan kita tentang keberadaan manusia yang selalu suka untuk membenarkan diri sendiri bahkan dengan memakai kebenaran Firman Allah sebagai tamengnya. Memang apapun yang akan kita lakukan dan katakan sangatlah baik untuk berpikir terlebih dahulu tentang Yesus. Tetapi apakah gambaran dan pikiran kita tentang Yesus sudah benar sehingga kita dapat mengikuti-Nya? Jangan-jangan kita sedang menyembah dan mengikuti Yesus dalam pikiran kita sendiri atau yang biasa kami sebut dalam Road To Revival bebarapa bulan lalu “ Yesus Imajinasi atau Yesus palsu”.
Suatu saat saya melayani di sebuah persekutuan Doa SMA di kota Surabaya. Hati saya selalu rindu melihat generasi anak muda yang mau menanggapi Firman, diubahkan dan mau menyerahkan dirinya kepada Tuhan. Waktu itu saya menceritakan apa yang harus kita lakukan agar kita dapat menjaga diri kita dengan waspada di akhir zaman ini? Ya, sebelum kita berbuat berdosa, saya menganjurkan agar kita berdoa dahulu, mengingat Yesus dan membicarakannya dengan-Nya. Ha?! Beberapa anak tertawa dan menepis makna pembicaraan saya. Saya mengerti, kelihatannya sangat aneh untuk membicarakan dosa kita kepada Yesus, apalagi “laporan” dahulu sebelum berbuat dosa.
Mengapa kita harus melakukannya? Sobatku, kita semuanya adalah milik Kristus dan tidak ada satupun yang tersembunyi, bukan? Bukankah lebih baik kita jujur di hadapan-Nya dalam dosa kita daripada kita menyembunyikannya? Saya percaya, saat kita melakukan itu, kita akan mengingat Yesus, berpikir ribuan kali untuk berbuat dosa dan kemungkinan besar kita akan melupakan perbuatan dosa itu. Bayangkan saja jika kita hendak mencuri, ada Yesus disamping kita, melirik kita dengan mata tajam-Nya. Bisakah kita berbuat dosa?
Sertakan Dia dalam segalanya. Saat kita kuat, saat kita lemah, saat kita berduka atau senang.
What Would Jesus Do? Kata-kata yang sering diukir di gelang-gelang, di poster-poster rohani, di majalah dan banyak lagi lainnya. Ungkapan yang cukup terkenal tahun-tahun ini. Ungkapan ini mengingatkan kita untuk selalu memikirkan sikap, pikiran, perkataan yang akan Yesus berikan saat Dia menghadapi situasi tertentu. Baiklah, kita akan mengingat Pribadi Yesus. Tetapi sekali lagi pertanyaannya, sudahkah kita mengenal Yesus yang sejati? Yang berasal dari kebenaran Firman Tuhan? Mari kita mengenal-Nya dengan benar, sesuai dengan pertumbuhan dan kedewasaan penuh.
0 komentar:
Posting Komentar